Jumat, 18 September 2009

MARTIN LUTHER DAN GERAKAN PROTESTANTISME

0 komentar

MARTIN LUTHER DAN GERAKAN PROTESTANTISME

Faktor lain yang menandai peralihan iman Abad Pertengahan ke Zaman Modern ialah timbulnya perpecahan di dalam iman Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. Memang pada tahun 1054 sudah pernah terjadi perpecahan antara Gereja Katolik Barat yang berpusat di Roma dengan Gereja Katolik Timur yang berpusat di Konstantinopel atau Istambul. Namun, itu hanya disebabkan oleh perbedaan bahasa dan budaya (Romawi dan Yunani), serta barangkali karena ada persaingan, mana yang lebih penting dan berkuasa sebagai Pusat Gereja, Roma atau Istambul.

Gerakan Protestantisme yang dimulai oleh Martin Luther tahun 1517 adalah fenomena iman Zaman Modern yang sangat menarik. Tokoh Martin Luther sendiri tidak pernah menyangka bahwa ia akan menjadi orang sepenting itu dalam sejarah. Apa yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu pencarian kepastian untuk kebenaran iman pribadinya. Namun, efeknya ternyata bisa mempengaruhi kehidupan umat Kristen di Eropa yang pada Abad Pertengahan serba tunggal dan homogen, menjadi plural dan heterogen.

Realitas plural tersebut pada gilirannya nanti masih akan menghasilkan efek-efek lain, seperti kesadaran akan otonomi pribadi, kesadaran akan kebebasan individu, keberanian untuk berpikir sendiri dan berpendapat, serta keberanian untuk berbeda. Semua ini justru merupakan hal yang tabu pada masa Abad Pertengahan. Pada saat itu setiap orang beriman harus tunduk pada dogma Gereja yang sama. Inilah realitas modernitas yang sampai sekarang kita warisi.

Protestantisme adalah fenomena abad ke-16 yang warisan sejarahnya terus mewarnai kehidupan beragama sampai sekarang. Protestantisme sesungguhnya tidak identik dengan Martin Luther. Memang Luther sering dianggap sebagai pioner Protestantisme, namun sebenarnya gerakan Protestantisme itu mempunyai banyak bentuk. Hal ini disebabkan pelbagai macam sumber dan terjadi hampir serentak di banyak negara. Secara umum diketahui pula bahwa Jean Calvin dari Perancis (1509-1564) dan Ulrich Zwingli dari Swiss (1484-1531) juga menjadi tokoh-tokoh gerakan reformasi Protestan.

Beberapa faktor lain yang menyebabkan timbulnya Protestantisme ialah semangat nasionalisme, humanisme, munculnya kelas menengah dalam masyarakat(bourgeoisie), semangat pembaharuan moral, pembaharuan disiplin mistik, dan beberapa protes terhadap Gereja sebelum Reformasi, seperti gerakan Lollards, kaum Hussites, kaum Waldenses. Lollards adalah nama kelompok pembaharuan di bawah pimpinan John Wyclif, seorang teolog terkenal di Universitas Oxford, Inggris tahun 1350. Kaum Hussites adalah pengikut kelompok pembaharuan Jan Hus (1369-1414). Jan Hus sendiri diinspirasikan oleh John Wyclif, sedangkan kaum Waldensis adalah pengikut Peter Waldo (1177), seorang petani kaya di Lyon, Perancis, yang meninggalkan kekayaannya dan berkhotbah kepada para petani miskin di sana untuk menghayati kemiskinan Injili. Mereka sebenarnya juga memulai pembaharuanpembahar uan di dalam Gereja.

Namun, Luther akhirnya menjadi tokoh yang dominan dan khusus bagi asul-usul terbentuknya Lutheranisme, salah satu bentuk Protestantisme yang jumlahnya paling besar dan paling berpengaruh dalam sejarah Gereja.

Martin Luther

Martin Luther adalah produk kekristenan Roma Katolik Abad Pertengahan. Ia lahir di Eisleben, Jerman, 10 November 1483. Ketika Columbus menemukan Benua Amerika, Luther baru berumur 9 tahun. Ia anak pertama dari 7 bersaudara. Ayahnya seorang petani yang mandiri, hemat dan pekerja keras. Ketika usia Luther menginjak remaja, orangtuanya semakin makmur karena usaha pandai besinya. Suasana dalam keluarga sangat religius. Sama seperti kebanyakan petani Jerman pada waktu itu.

Luther muda dididik dalam penghayatan takut kepada Tuhan, percaya kepada surga, neraka, malaikat, orang kudus, setan-setan, dan roh jahat. Ia akan berdiri ketakutan ketika berdiri di hadapan patung Kristus Sang Hakim. Namun, ia juga percaya akan pengantaraan Bunda Maria, para rasul, dan orang kudus. Ia diajari doa Bapa Kami, 10 Perintah Allah, dan Aku Percaya. Ia patuh tanpa syarat kepada Gereja Katolik sebagaimana yang ia tahu.

Pada umur 7 tahun ia mulai bersekolah hingga mencapai jenjang Perguruan Tinggi. Secara fisik ia sehat dan kuat. Secara intelektual ia sangat cerdas. Materi pelajaran yang ia terima ialah adat kebiasaan Abad Pertengahan. Ia sangat sedikit diajari humanisme. Kemudian ia belajar di universitas Jerman yang terkenal, Erfurt, dan diajari teologi skolastik William Ockham yang merupakan aliran filsafat paling top waktu itu.

Ajaran Ockham bertolak belakang dengan Thomas Aquinas. Aquinas mengajarkan: "Tuhan memerintahkan suatu hal, karena hal itu memang baik pada dirinya." Bahasa Latinnya: "Praeceptum quia bonum." Misalnya, perintah Tuhan agar kita mengasihi sesama diberikan karena pada dasarnya kasih itu baik adanya. Menurut Aquinas, Tuhan tidak bisa memerintahkan hal yang kontradiksi: misalnya perintah untuk membenci Tuhan dan sesama manusia. Karena membenci adalah hal yang salah.

Sedangkan, Ockham mengajarkan: "Tuhan memerintahkan, maka hal itu menjadi baik." Bahasa Latinnya kebalikan dari kata-kata Aquinas tadi: "Bonum quia Praeceptum." Perintah Tuhanlah yang menyebabkan sesuatu baik. Biarpun sesuatu itu menurut pandangan manusia adalah jahat. Misalnya, jika Tuhan memerintahkan Anda untuk membunuh seseorang, maka membunuh itu menjadi baik karena sudah diperintahkan oleh Tuhan.

Kedengarannya ajaran William Ockham ini aneh. Tetapi bukankah kaum ekstrimis zaman sekarang ini juga ada yang berkeyakinan bahwa membunuh atas nama Tuhan adalah baik dan mendatangkan pahala? Karena Tuhan Mahakuasa, Ia bebas memerintahkan apa saja.

Hal lain yang diajarkan oleh Ockham ialah bahwa kebenaran iman Kristiani tidak bisa dibuktikan, hanya bisa diterima dengan iman melalui otoritas Gereja dan Kitab Suci. Sejauh mana pengaruh ajaran William Ockham ini terhadap ajaran justifikasi Protestan yang sering disebut "Sola Fides, Sola Gratia, Sola Scriptura" yang menjadi ciri khasnya itu? Perlu diselidiki lebih lanjut. Namun, Luther yang dididik dalam teologi Ockhamisme mendapat gambaran tentang Tuhan yang Mahakuasa dan manusia yang tidak berdaya di hadapan-Nya. Manusia hanyalah makhluk kecil dan fana yang sama sekali tergantung dari kekuasaan Tuhan yang dapat bertindak sekehendak hati-Nya. Luther lulus Master of Arts pada bulan Mei 1505 pada umur 21 tahun dan mulai belajar Hukum. Waktu itu ayahnya sangat gembira karena Luther akan mempunyai karier yang baik.

Luther Menjadi Rahib Ordo Santo Agustinus

Akan tetapi tiba-tiba Luther membatalkan studi hukumnya, dan pada bulan Juli 1505 (hanya dua bulan sesudah ia lulus MA) secara mengejutkan ia masuk biara. Bisa dipastikan ayahnya sangat kecewa dengan keputusan itu. Apa yang menyebabkan perubahan keputusan Luther ini? Menurut legenda, suatu hari ketika ia sedang berjalan-jalan di musim panas, suatu kilat menjatuhkan dia dan membuat dia ketakutan seperti akan mati. Ia lalu memohon kepada St. Anna dan berjanji seandainya ia bisa selamat, ia akan menjadi seorang rahib.

Ia memang dibesarkan dalam semangat takut akan Tuhan dan keyakinan yang hidup akan penghakiman surga dan neraka. Pada masa studinya di Erfurt ia juga pernah mengalami depresi yang mendalam yang ia sebut Anfechtungen(fighting atau pergumulan). Mungkin ketakutan disambar petir itu membuat Luther semakin takut akan kematian dan neraka. Dan bisa dimengerti pula bahwa untuk menyelamatkan diri dari ketakutan itu, ia memilih masuk biara supaya hukuman neraka bisa dihindari dan surga bisa dicapai.

Ketika memutuskan untuk masuk biara, Luther tidak mau mencari biara yang gampang-gampang saja. Karena itu ia memilih bergabung ke dalam Biara Santo Agustinus di Erfurt yang sangat ketat. Tujuannya agar ia mendapatkankepastian akan keselamatan melalui kesucian hidup. ***

Kamis, 17 September 2009

Pesan Paus Benediktus XVI pada Hari Minggu Misi Sedunia ke-82

0 komentar
Sumber: mirifica.net

"Menjadi Pelayan dan Rasul Yesus Kristus"

Saudara-Saudari Terkasih,

Pada kesempatan Hari Misi Sedunia ini, saya mengajak anda sekalian untuk merenungkan tentang mendesaknya tugas untuk mewartakan Injil pada zaman kita ini. Amanat misi tetap saja menjadi tugas utama bagi semua orang yang dibaptis, yang dipanggil untuk menjadi "pelayan dan rasul Yesus Kristus" di awal milenium ini. Pendahulu saya yang mulia, Hamba Allah Paulus VI, dalam Imbauan Apostolik Evangelii Nuntiandi telah mengatakan:" Mewartakan Injil sesungguhnya merupakan rahmat dan panggilan khas bagi Gereja, identitasnya yang terdalam" (EN, No.14). Sebagai model semangat misi, saya ingin menyebut Santo Paulus secara khusus, Rasul bangsa-bangsa, karena pada tahun ini kita merayakan yubileum khusus yang dipersembahkan kepadanya. Tahun Paulus ini menawarkan kepada kita suatu kesempatan untuk lebih mengenal Rasul yang tersohor ini, yang menerima panggilan untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, seturut apa yang dikatakan Tuhan kepadanya: "Pergilah, Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain" (Kis 22:21). Bagaimana kita tidak memanfaatkan kesempatan yang ditawarkan oleh yubileum khusus ini kepada Gereja-gereja lokal, komunitas-komunitas Kristiani dan umat beriman masing-masing untuk melakukan pewartaan Injil sampai ke ujung dunia, kekuasaan Allah untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya (bdk. Rm 1:16)?

•1. Umat Manusia Membutuhkan Pembebasan

Umat manusia membutuhkan pembebasan dan penebusan. Ciptaan itu sendiri - kata Santo Paulus - mengeluh dan berharap bahwa ia akan turut serta dalam kebebasan anak-anak Allah (bdk. Rom 8:19-22). Kata-kata ini masih berlaku dalam dunia dewasa ini. Ciptaan mengeluh. Ciptaan mengeluh dan menantikan pembebasan sejati; ia menantikan dunia lain yang lebih baik; ia menantikan "penebusan". Dan jauh di dalam hatinya ia tahu bahwa dunia baru yang dinanti-nantikan mengandaikan adanya manusia baru; ia mengandaikan adanya "anak-anak Allah".

Marilah kita menyelami situasi dunia dewasa ini secara lebih dekat. Sementara, pada satu pihak, keadaan umum internasional memperlihatkan suatu prospek kemajuan besar dalam bidang ekonomi dan sosial yang menjanjikan kesejahteraan, pada pihak lain situasi ini menimbulkan keprihatinan besar terhadap masa depan umat manusia. Kekerasan, dalam berbagai bentuknya, menandai hubungan antara manusia dan masyarakatnya. Kemiskinan dialami oleh jutaan umat manusia. Diskriminasi dan kadang-kadang penganiayaan karena perbedaan ras, budaya dan agama mendorong orang meninggalkan negerinya sendiri untuk menjadi pengungsi dan mencari perlindungan dan rasa aman di tempat lain. Kemajuan teknologi, ketika ia tidak diarahkan kepada peningkatan martabat dan kebaikan manusia atau diarahkan kepada perkembangan yang berdasakan solidaritas, kehilangan kemampuannya sebagai faktor harapan dan sebaliknya berisiko meningkatkan ketidakseimbangan dan ketidakadilan yang telah terjadi. Tambahan pula, masih saja ada ancaman lain, yaitu terkait dengan hubungan manusia dan lingkungan karena adanya penggunaan sumberdaya yang semena-mena, yang berakibat buruk terhadap kesehatan fisik dan mental umat manusia. Masa depan umat manusia juga terancam oleh pencobaan-pencobaan atas hidupnya, yang muncul dalam berbagai bentuk dan sarana.

Di hadapan skenario ini, "terombang-ambing antara harapan dan kecemasan ... dan tertekan oleh kegelisahan" (Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes, No. 4), dengan rasa prihatin kita bertanya kepada diri kita sendiri: Apa yang akan terjadi dengan umat manusia dan ciptaannya? Apakah ada harapan akan masa depan, atau apakah ada masa depan untuk umat manusia? Dan seperti apa masa depan itu nantinya? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanya an ini menyadarkan kita, orang yang percaya kepada Injil. Kristus adalah masa depan kita, dan seperti saya katakan dalam Ensiklik Spe Salvi, Injil-Nya adalah komunikasi yang "mengubah hidup" yang memberi harapan, membuka pintu zaman kegelapan dan menerangi masa depan umat manusia dan alam semesta (bdk.Spe Salvi, No. 2).

Santo Paulus mengetahui dengan baik sekali bahwa hanya dalam Kristus umat manusia dapat menemukan penebusan dan harapan. Karena itu, ia melihat dengan jelas bahwa misi merupakan suatu tugas yang mendesak dan urgen untuk mewartakan "janji kehidupan dalam Yesus Kristus " (2 Tim 1:1),"harapan kita" (1 Tim 1:1), sehingga semua orang turut menjadi ahli waris dan peserta dalam janji yang diberikan melalui Injil (bdk. Ef 3:6). Ia tahu bahwa tanpa Kristus umat manusia "tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia" (bdk.Ef 2:12) - "tanpa harapan karena mereka sendiri tanpa Allah" (Spe Salv,i No. 3). Sebetulnya, siapapun yang tidak mengenal Allah, sekalipun ia memelihara semua harapan, tetap pada akhirnya tanpa harapan, tanpa harapan besar yang melangsungkan seluruh hidupnya (bdk. Ef 2:12), ( Spe Salvi , No. 27).

•2. Misi Adalah Perkara Cinta

Oleh karena itu bagi setiap orang Kristiani, mewartakan Kristus dan pesan keselamatan- Nya merupakan suatu tugas yang mendesak. "Celakalah aku jika aku tidak mewartakan Injil!"(1 Kor 9:16). Dalam perjalanan ke Damaskus ia menerima pewahyuan dan mengetahui bahwa penebusan dan misi adalah karya Allah dan karya cinta-Nya. Cinta Kristus menuntunnya untuk menelusuri jalan-jalan Kekaisaran Roma sebagai seorang pewarta, rasul, pengkotbah dan pengajar Injil dan karena itu ia menyebut dirinya sebagai "utusan yang dipenjarakan" (Ef 6:20). Cinta Ilahi membuatnya menjadi "segalanya bagi semua orang, untuk menyelamatkan beberapa orang dari mereka" (1 Kor 9:22). Dengan melihat pengalaman Santo Paulus ini, kita memahami bahwa kegiatan misioner merupakan jawaban atas cinta yang sudah diberikan Allah kepada kita. Cinta-Nya menyelamatkan kita dan mendorong kita untuk melakukan misi ad gentes (kepada bangsa-bangsa) . Ini merupakan kekuatan rohani yang menciptakan harmoni, keadilan, dan persekutuan berkembang di antara pribadi-pribadi, ras dan masyarakat. Hal-hal itulah yang menjadi harapan setiap orang ( Deus Caritas Est,No.12). Allah yang adalah Cinta, menuntun Gereja menuju kepada umat manusia dan memanggil para pewarta Injil untuk minum "dari sumber yang sama, ialah Yesus Kristus, dari hati-Nya yang terbuka mengalir kasih Allah sendiri" (Deus Caritas Est, No. 7). Hanya dari sumber ini, dapat ditimba kelembutan, semangat belarasa, keramahtamahan, ketersediaan, dan perhatian terhadap masalah masyarakat dan juga kebajikan lain yang penting bagi pewarta Injil untuk meninggalkan segala sesuatu dan mengabdikan diri mereka seutuhnya dan tanpa syarat untuk mewartakan kebaikan cinta Kristus di seluruh dunia.

•3. Wartakan Injil Selalu

Sementara evangelisasi pertama masih tetap penting dan mendesak di beberapa bagian dunia, dewasa ini kekurangan tenaga imam dan kurangnya panggilan melanda berbagai Keuskupan dan Lembaga Hidup Bakti. Penting sekali untuk ditegaskan kembali bahwa sekalipun menghadapi berbagai kesulitan yang semakin meningkat ini, amanat Kristus untuk mewartakan Injil kepada semua bangsa tetap saja menjadi prioritas. Tak ada alasan untuk membenarkan kelambanan atau stagnasi karena "tugas untuk mewartakan Injil kepada semua bangsa merupakan perutusan hakiki dari Gereja" (Paulus VI, Imbauan Apostolik Evangelii Nuntiandi, No. 14). Ini merupakan suatu "tugas perutusan yang masih saja di tahap awal dan kita harus melibatkan diri kita sendiri dengan sepenuh hati untuk melakukan tugas ini" (Yohanes Paulus II, Ensiklik Redemptoris Missio, No.1). Bagaimana mungkin kita tidak dapat berpikir tentang orang Makedonia yang muncul dalam mimpi Paulus dan berkata, "Apakah kamu bisa datang ke Makedonia dan menolong kami? Dewasa ini masih ada banyak sekali orang yang menantikan pewartaan Injil, mereka yang haus akan harapan dan cinta. Ada banyak orang yang membiarkan dirinya ditanyakan secara mendalam oleh permintaan bantuan yang datang dari umat manusia, yang meninggalkan segala sesuatu demi Kristus dan menyampaikan iman dan cinta akan Kristus kepada umat manusia! (bdk. Spe Salvi, No. 8)

•4. Celakalah aku jika aku tidak mewartakan Injil (1 Kor 9:16)

Saudara-saudari terkasih, "Bertolaklah ke tempat yang dalam!"
Marilah kita rentangkan layar di tengah lautan dunia yang luas, mengikuti undangan Yesus. Kita melemparkan jala kita tanpa rasa takut, penuh percaya kepada bantuan-Nya. Santo Paulus mengingatkan kita bahwa memberitakan Injil bukanlah alasan untuk memegahkan diri (bdk. 1 Kor 9:16), tetapi merupakan suatu tugas dan kegembiraan.

Para Uskup yang terkasih, dengan mengikuti teladan Paulus, banyak orang merasa seperti "dipenjarakan karena Kristus untuk orang-orang yang tidak mengenal Allah" (Ef 3:1), yang mengetahui bahwa kalian dapat mengandalkan kekuatan yang datang kepada kami dari Dia dalam kesulitan dan pencobaan. Seorang uskup ditahbiskan bukan hanya untuk keuskupannya, tetapi demi keselamatan seluruh dunia (bdk. Redemptoris Missio, No. 63). Seperti Rasul Paulus, seorang Uskup dipanggil untuk menjangkau mereka yang jauh dan belum mengenal Kristus atau belum mengalami cinta-Nya yang membebaskan.

Keterlibatan seorang Uskup semestinya membuat seluruh keuskupannya sebagai komunitas misioner dengan memberikan secara sukarela, menurut kemampuannya, untuk mengutus para imam dan awam kepada Gereja lain demi pelayanan pewartaan. Dengan cara ini, misi ad gentes menjadi prinsip yang mempersatukan dan mempertemukan semua kegiatan pastoral dan karya amal.

Saudara-saudara, para imam, yang bekerja sama dengan Para Uskup, jadilah pastor yang berbelas kasih dan pewarta Injil yang bersemangat! Banyak dari antara kalian dalam beberapa dekade yang lalu telah pergi ke tanah misi, dengan mengikuti Ensiklik Fidei Donum yang peringatan kelima puluh tahunnya kita rayakan belum lama ini, dan dengan itu Pendahuluku yang mulia, Hamba Allah Pius XII, memberi dorongan untuk bekerja sama antara Gereja-gereja. Saya percaya bahwa semangat misioner dalam Gereja-gereja lokal tidak akan berkurang, meskipun kekurangan imam yang melanda banyak keuskupan.

Saudara-saudari, para biarawan dan biarawati, yang panggilannya ditandai dengan semangat misioner yang kuat, lakukan pewartaan Injil kepada semua orang, khususnya mereka yang berada di tempat yang jauh, dengan kesaksian yang terus-menerus tentang Kristus dan secara radikal mengikuti nasihat-nasihat Injil-Nya.

Saudara-saudari, kaum awam, kalian yang bekerja dalam berbagai wilayah masyarakat yang beragam, semuanya dipanggil untuk ambil bagian dalam jalan yang semakin penting untuk mewartakan Injil. Suatu areopagus yang kompleks dan yang tampil dalam banyak rupa terbentang luas di hadapan kalian untuk diinjili yakni: dunia. Berilah kesaksian dengan hidupmu bahwa orang-orang Kristiani "merupakan suatu masyarakat baru yang menjadi tujuan dari ziarah bersama dan yang dipersiapkan dalam perjalanan ziarah itu" ( Spe Salve No. 4).

•5. Kesimpulan

Saudara-saudari yang terkasih. Semoga perayaan Hari Misi Sedunia ini mendorong siapapun untuk melakukan pembaruan kesadaran tentang kebutuhan yang mendesak untuk mewartakan Injil. Saya tidak lupa memberikan penghargaan yang mendalam atas bantuan Karya Kepausan terhadap kegiatan pewartaan Gereja. Saya berterima kasih atas dukungan yang mereka berikan kepada semua Komunitas, khususnya, kaum muda. Mereka merupakan alat yang sangat berharga untuk memberi semangat dan membentuk Umat Allah, dari sudut pandang misioner, dan mereka memelihara persekutuan orang-orang dan mengumpulkan barang-barang di antara berbagai bagian Tubuh Mistik Kristus. Semoga pengumpulan derma yang dilakukan di berbagai paroki pada Hari Minggu Misi Sedunia merupakan tanda persekutuan dan saling berbagi di antara Gereja. Akhirnya, doa mesti lebih ditingkatkan dalam kehidupan umat kristiani sebagai sarana spiritual utama untuk mewartakan Injil di antara bangsa-bangsa terang Kristus, "cahaya sejati" yang menerangi "kegelapan sejarah" (Spe Salvi No. 14). Seraya saya menyerahkan kepada Tuhan karya kerasulan misioner, Gereja-gereja di seluruh dunia dan kaum beriman yang terlibat dalam berbagai kegiatan misioner dan memohon perantaraan Rasul Paulus dan Santa Maria, "Bahtera Perjanjian yang hidup", Bintang evangelisasi dan harapan, saya memberkati anda sekalian dengan Berkat Apostolik.

Dari Vatikan, 11 Mei 2008

Paus Benediktus XVI

Rabu, 16 September 2009

Metode kita bermudika

0 komentar
Rekan-rekan berikut adalah langkah-langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk mematangkan komunitas Mudika kita :
1. mulailah dari kerinduan
Tidak ada komunitas Mudika yang tidak dimulai dari kerinduan. Mudika telah menjadi sesuatu yang sangat organik dalam pengalaman hidup menggereja kita. Sebagai sesuatu yang telah organik, yang telah hidup di kedalaman batin, yang telah membumi mengakar di ruang kultural menggereja kita, kiranya kerinduan berkumpul orang-orang muda Katolik menjadi modal sosial yang sangat beharga.
2. bumikan dengan ANSOS
Bumikan kerinduan ke dalam persoalan riil sehari-hari dengan Ansos, Analisa Sosial. Kebersamaan harus menemukan tubuh kongkritnya dan ini hanya bisa terwujud kalau komunitas bisa melakukan ansos bersama-sama atas problem-problem riil hidupnya.
3. ikuti spiral pastoral
Dorong dinamika komunitas dengan mengikuti alur spiral pastoral (Mater et magistra : see, judge, act), lingkaran aksi-evaluasi- refleksi : analisa realitas-refleksi iman-keputusan- rencana aksi-aksi komunitas-evaluasi- realitas baru
4. bergerak !
Animasi kebersamaan dalam kerja-kerja kongrit di lapangan !
5. temukan mistik komunitas
Olah kebersamaan dengan pengalaman hening, refleksi bersama atas jatuh bangun dalam proses berkomunitas dan dari sini temukan mistik bersama/roh komunitas yang akan menjadi penopang utama dalam daya tahan dan daya juang, serta arah pengorganisasian komunitas ke depan. Mistik ini dapat diperteguh dengan doa yang dirumuskan bersama, identitas simbol, misi komunitas dan lain-lain. Jangan pernah lupa, formatio mistik komunitas itu selalu satu dengan pembentukan spiritualitas dan pematangan iman dalam komunitas
6. organisasikan komunitasmu
Mulai tata komunitas, dengan membagi peran dan tanggung jawab antar anggota, membuat sistem, membuat perencanaan bersama, pertemuan rutin, sistem komunikasi, mengembangkan sistem fundraising (iuran rutin, jualan, parkir, misalnya) dan seterusnya.
7. bangun triperan Mudika :
jangan pernha lupa pada tugas perutusan Mudika sebagai orang muda Katolik Indonesia :
a. membangun peran pematangan pribadi orang muda dalam iman, karakter, dan kapasitas sosial
b. membangun peran hidup menggereja
c. membangun peran sosial kemasyarakatan dan tanggung jawab keindonesiaan
8. kembangkan sistem pendukung
Kembangkan sistem pendukung, bangun komunikasi dengan Gereja, dengan para orang tua, dengan adik-adik remaja dan Sekolah Minggu, jalin pula hubungan fungsional dengan masyarakat setempat (via Karang taruna, RT/RW, atau organisasi lain). Jangan pernah lupa : bangun “jaringan kakak”, bangun jaringan dengan person-person kunci Gereja lokal kita (tanpa melalaikan membangun hubungan baik dengan umat secara keseluruhan) , buka pula hubungan dengan berbagai lembaga lain yang bisa menopang perkembangan komunitasmu !
9. latih dirimu, teman-teman, dan adik-adikmu
Kemajuan komunitas terletak pada upaya terus-menerus untuk memajukan anggota-anggotanya : latih dirimu dan teman-teman komunitasmu dengan kualitas dan kapasitas baru, mulai kembangkan pula pola pendampingan yang sistematis pada para yunior dalam remaja maupun PIA. Kumpulkan buku-buku bacaan yang bisa memperkaya, ajak mereka ke pengalaman-pengalam an berkegiatan yang bisa mengembangkan mereka, utus mereka sebagai wakil komunitas ke luar, ikuti pelatihan dan kursus-kursus.
10. kembangkan jaringan-jaringan mudikamu !
Jangan pernah lupa, kekuatan Mudika adalah jaringannya ! Maka terus perluas jejaring Mudikamu melalui berbagai cara. Kegiatan gabungan dengan komunitas Mudika sebelah, ikuti pertemuan-pertemuan simpul di tingkat yang lebih luas (wilayah/stasi, paroki, rayon, vikep, keuskupan), buka jaringan melalui milis, atau kawan-kawan kampus, dan lain-lain.***

Selasa, 15 September 2009

Allah Tritunggal Model Pengamalan Kasih

1 komentar
Renungan Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Dalam salad subuh yang dilakukan oleh saudara kita kaum muslimin ada bagian yang berbunyi: "bismilahir ramanhir rahim qul hu Allahu ahad, Allahu samad, lam yalid wa lam yulad wa lam yakul lahu kufuwan ahad." Kurang lebih artinya: "Dalam nama Allah yang maha pengasih dan penyayang, katakanlah Tuhan itu esa, Tuhan itu kekal. Tuhan itu tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tidak ada sesuatupun yang bisa disamakan dengan Dia". Apa yang diyakini saudara/i kita muslim sama dengan yang kita imani, tidak lebih tidak kurang. Kita mengimani dan mempercayai Allah yang satu dan sama. Untuk hal ini Alquran juga bersaksi: "Janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: kami telah beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada kamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu, dan kami hanya kepadaNya berserah diri." (Al Ankabuut 46) Lalu bagaimana dengan Allah Tritunggal Mahakudus (Bapa-Putera dan Roh Kudus) yang kita sembah dan kita imani, yang kita rayakan hari ini?

Bagi yang berlatar belakang budaya jawa, kiranya tidak kesulitan dalam memahami istilah Tritunggal. Tritunggal artinya tri=telu/tiga; tunggal=wis ngarani, nyawiji, tritunggal=telu nyawiji dadi siji kang aran Gusti, tiga menyatu jadi satu namanya Tuhan. Bapa-Putera- Roh Kudus berbeda dalam pribadi, akan tetapi satu dalam hekekat, yaitu Allah. Bapa-Putera- Roh Kudus adalah cara Allah hadir di tengah-tengah manusia. Bapa-Putera- Roh Kudus adalah perwujudan kasih sejati. Artinya dengan hadir sebagai Bapa-Putera- Roh Kudus, kasih semakin tampak. Karena walaupun Bapa-Putera- Roh Kudus berbeda, namun tetap satu dalam wujud kasih. Maka Allah adalah kasih.

Bagi kita yang penting bukan menjawab apa itu Tritunggal, melainkan apakah makna Tritunggal bagi hidup konkrit kita. Firman Tuhan hari ini memberikan inspirasi untuk kita. Oleh karena itu, marilah kita renungkan bersama.

1. Yesus wujud Kasih Allah

Ada sebuah konsep atau gambaran tentang Allah yang berbunyi: "adoh tanpa wangenan, tedhak tanpa senggolan", artinya jauh tanpa batas, dekat tetapi tidak bersinggungan, bersentuhan. Bagaimana Allah yang demikian itu harus diimani, dipercayai? Ya kita serahkan saja kepada yang mempunyai gambaran atau konsep seperti itu. Kita memiliki konsep atau gambaran yang berbeda tentang Allah yang kita imani. Kita mengimani Allah dekat dengan kita. Kita mengimani Allah yang peduli. Kita mengimani Allah yang mengasihi. Ia mencurahkan kasihnya untuk kita, sebagaimana diwartakan kepada kita: "Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Pernyataan tersebut mengundang dan menegaskan kepada kita untuk percaya kepada Sang Putera. Sang Putra adalah jaminan keselamatan. Karena setiap orang yang percaya kepada Sang Putera tidak akan binasa, melainkan memperoleh hidup kekal.

Apakah hidup kekal itu? Kapan hidup kekal itu kita peroleh? Banyak orang memahami bahwa hidup kekal adalah didup yang tidak dapat mati lagi. Hidup semacam itu akan didapatkan setelah mati. Benarkah demikian? Hidup kekal bukan otomatis didapatkan setelah seseorang mengalami kematian. Hidup kekal adalah upaya mengenal Allah yang benar, sebagaimana ditegaskan dalam pewartaan St. Yohanes: "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yoh 17;3) Dengan kata lain, hidup kekal adalah pengenalan yang benar akan Allah Tritunggal. Perlu diingat bahwa yang bisa mengenal Allah secara benar hanyalah orang yang masih hidup, bukan orang mati. Artinya, bila dalam hidupnya seseorang tidak mengenal Allah secara benar, maka ia akan mati tanpa pengenalan akan Allah. Keunggulan kita orang katolik, dalam upaya percaya atau mengenal Allah Tritunggal, kita diberi sarana, jalan yang sangat jelas, sebagaimana ditegaskan oleh Sang Putera dengan berkata: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh 14:6) Tidak ada ajaran yang demikian jelas selain ajaran Yesus. Ia bukan hanya sekedar menunjukkan jalan yang harus ditempuh, melainkan Dia sendiri adalah jalan yang benar, jalan menuju kehidupan. Dialah wujud kasih Allah. Persoalannya sejauh dan sedalam apakah tanggapanapan kita terhadap kasih dan perhatian Allah yang telah diberikan kepada kita?

2. Buah iman kepada Yesus

Sang Putera adalah jaminan keselamatan. Keselamatan bagi siapa? Tentunya bagi siapa saja yang percaya kepadaNya. Hal itu ditegaskan sendiri oleh Bapa: "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barang siapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman." Perlu ditegaskan bahwa percaya yang dimaksudkan bukan hanya sekedar percaya dengan kata-kata, melainkan dalam perbuatan nyata. Yesus sendiri berkata: "Bukan orang yang berseru kepdaKu Tuhan, Tuhan akan masuk dalam kerajaan sorga, melainkan mereka yang melaksanakan kehendak Bapa." (Mat 7:21) St. Yakobus menambahkan: "Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati, iman tanpa perbuatan adalah kosong." (Yak 2:17.20) Dengan kata lain, beriman tidak sama dan sebangun dengan rajin mengunjungi tempat ibadah, tempat ziarah. Beriman berarti mengamalkan bersatunya kata dan perbuatan. Orang beriman akan terdorong melakukan perbuatan dalam terang, tidak sembunyi-sembunyi, jujur dan adil. Perbuatan itu mendatangkan keselamtan. Sebaliknya orang yang tidak beriman hidup dalam kegelapan, tidak jujur. Dalam pewartaan orang semacam ini dikatakan hidup di bawah hukuman, artinya orang memilih hidup dalam kegelapan, karena hidupnya jahat. Perbuatan seperti itu mendatangkan kesesatan.

3. Pesan untuk kita

a. Misteri Allah Tritunggal bukan bahan diskusi, melainkan untuk diyakini, diimani, dipercayai dan diteladani dalam kehidupan. Diyakini, karena Dialah Allah, diteladani, karena walaupun berbeda dalam pribadi, akan tetapi satu dalam hakekat. Alangkah indahnya bila hidup bersama kita (keluarga, lingkungan, wilayah, paroki, masyarakat) dijiwai oleh semangat Allah Tritunggal. Dialah model, patrun, teladan dalam mengamalkan kasih sejati. Walaulau berbeda dalam pribadi, namun tidak pernah berselisih. Sayangnya hidup bersama kita sering kali cedera, dan dengan jujur harus diakui bahwa hidup bersama kita masih jauh dari harapan. Keluarga kita terancam pecah, bahkan cerai; masyarakat kita terkotak-kotak dalam SARA, bahkan ketika sudah mati. Buktinya ada makam kristen, muslim, tionghoa dan sebagainya.

b. Sadar atau tidak, berhubungan langsung atau tidak, akan tetapi kenyataannya kita punya semboyan, motto, jorgan yang mirip dengan semangat Tritunggal Mahakudus yakni "BHINNEKA TUNGGAL IKA", berbeda-beda (Suku, Agama, Ras, bahasa, budaya, dsb) akan tetapi tetap satu INDONESIA.

Semoga kehadiran Tritunggal sungguh kita rasakan dan menjiwai hidup bersama kita (sebagai keluarga, Gereja dan masyarakat) . Sehingga kehidupan bersama kita yang terancam retak bahkan pecah, dapat tersembuhkan dan menjadi semakin baik.***

Jumat, 11 September 2009

Doa Rosario untuk Para Imam

0 komentar
Berikut ini adalah doa rosario (Peristiwa gembira, sedih, dan mulia) untuk mendoakan para imam, yang dikarang oleh almarhum John J. Cardinal Carberry, dari St. Louis, Amerika Serikat. Pada waktu beliau menyusun doa ini belum ada renungan Peristiwa Terang. Peristiwa Terang ditambahkan oleh katolisitas. org.

PERISTIWA-PERISTIWA GEMBIRA

1. Maria menerima kabar gembira

Malaikat Gabriel memberitakan kabar gembira kepada Perawan Maria, bahwa ia akan menjadi Bunda Allah, Sang Sabda yang menjadi manusia. Untuk berabad-abad sesudahnya, Yesus akan menjadi daging di dalam setiap perayaan Ekaristi untuk menjadi santapan rohani bagi kita di dalam kesatuan yang erat dengan Dia.

Doa:

Kami berdoa untuk para imam, yang setiap hari, melalui perkataan konsekrasi dalam Misa Kudus dan melalui Komuni Kudus, memberikan kepada kami Tubuh dan Darah Kristus. Kami berdoa untuk semua orang yang akan menjadi imam di masa mendatang, yang sekarang masih berada di dalam rahim ibu mereka. Agar mereka diselamatkan dari gangguan fisik dan spiritual, dan dapat mencapai Pentahbisan seperti yang Tuhan rencanakan. Kami berdoa untuk para imam di generasi mendatang. Kami berdoa agar semua imam menghargai karunia hidup selibat.

2. Maria mengunjungi Elisabeth saudaranya

Maria mengunjungi saudara sepupunya, Elisabeth, yang mengenali Maria sebagai tabernakel yang hidup bagi Allah yang Ilahi.

Doa:

Kami berdoa terutama bagi para imam yang membawa Komuni kudus kepada para orang sakit, mereka yang tidak dapat berjalan, dan Viaticum (komuni terakhir) kepada orang-orang yang mendekati ajal. Kami berdoa untuk semua imam yang melayani orang -orang sakit agar para imam tersebut dapat memberi penghiburan, nasehat dan menguatkan mereka yang menderita.

3. Yesus dilahirkan di kandang Betlehem

Yesus dilahirkan di Betlehem. Para malaikat mengumumkan kelahiran-Nya, para majus dan gembala datang dan menyembah-Nya.

Doa:

Kami berdoa agar semua calon imam bertumbuh di dalam pengetahuan dan kasih akan Allah, agar dapat menjadi para imam yang kudus. Kami berdoa terutama untuk mereka yang segera akan ditahbiskan, agar mereka tetap setia sepanjang hidup mereka terhadap hak istimewa untuk "menjadi Kristus" - in persona Christi- yang hadir di tengah kami. Kami berdoa agar semua orang dapat menghargai Perayaan Ekaristi dan Imamat kudus sebagai karunia Tuhan yang terbesar. Kami berdoa agar setiap imam dapat menganggap dirinya,sebagai anggota Keluarga Kudus, seorang putera sejati dari Bunda Maria dan St. Yosef dan saudara dari Kristus, Sang Imam Agung.

4. Yesus dipersembahkan di Bait Allah

Bunda Maria dan St, Yosef, dengan ketaatan kepada hukum Taurat membawa Yesus ke Bait Allah, untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Simeon bersyukur kepada Allah yang menyatakan Sang Mesias, kepadanya sebelum ia wafat.

Doa:

Kami berterima kasih kepada Tuhan untuk semua imam yang seperti Simeon, telah bertahun-tahun memberikan pelayanan kepada kami, umat Allah. Kami berdoa agar mereka dapat menerima penghargaan dari Tuhan atas kemurahan hati mereka dan kerelaan mereka berkorban. Kami juga berdoa untuk semua imam yang hatinya dipenuhi perasaan kesepian, depresi, dan ditolak oleh orang lain.

5. Yesus diketemukan di Bait Allah

Yesus diketemukan di antara para guru di bait Allah, Dia kembali ke rumah dan taat kepada Bunda Maria dan St. Yosef.

Doa:

Kami berdoa agar para imam akan selalu ditemukan berada dalam pengurusan perkara-perkara Allah, dan akan selalu taat kepada pengajaran Magisterium Gereja, Bapa Paus dan para uskup dalam persekutuan dengan beliau. Kami berdoa untuk semua imam muda agar kasih dan dedikasi yang mereka alami di tahun-tahun awal imamat mereka dapat selalu bertumbuh seiring dengan waktu. Kami berdoa untuk semua imam yang mengajar tentang iman Katolik kepada anak-anak, kaum muda maupun orang dewasa.

PERISTIWA-PERISTIWA SEDIH

1. Yesus berdoa di Taman Getsemani

Para rasul tertidur; Yesus menitikkan darah saat merenungkan Kisah sengsara dan kematian-Nya; para malaikat datang menghibur-Nya.

Doa:

Kami berdoa agar semua imam yang menderita dan yang berada di jalan salib ke Golgotha dapat dihibur dengan kehadiran Tuhan; mereka yang telah mengkhianati atau yang menolak imannya karena kelemahan mereka, dapat bertobat dan kembali kepada kehangatan kasih Allah. Kami berdoa agar semua imam dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, seperti yang selalu dilakukan oleh Yesus.

2. Yesus didera

Yesus didera dengan kejam dan dipukuli oleh para prajurit.

Doa: Kami berdoa untuk para imam yang dianiaya baik secara fisik maupun mental, mereka yang dipenjarakan atau yang dilarang untuk mempersembahkan Misa kudus atau menerima Komuni kudus. Kami berdoa untuk para imam yang hidup bi bawah tekanan pemerintahan Komunis.

3. Yesus dimahkotai duri

Yesus diolok-olok sebagai raja dan kepala-Nya yang mulia ditembusi oleh duri-duri yang tajam.

Doa:

Kami berdoa untuk para imam yang menderita karena mempertahankan pengajaran Katolik yang otentik. Kami berdoa agar para Uskup akan selalu mempertahankan kebenaran ajaran-ajaran Gereja Katolik dan menolak godaan-godaan untuk meng-kompromi- kan doktrin dalam menghadapi tekanan-tekanan budaya dan sosial.

4. Yesus memanggul salib-Nya ke Golgotha

Memar, berdarah, dan lelah, Yesus memaksa Diri-Nya untuk memanggul salib-Nya ke bukit Golgotha.

Doa:

Kami berdoa untuk semua imam yang sedang memanggul salib yang berat; mereka yang lemah, sendirian, atau yang sedang terjatuh dari keadaan rahmat Tuhan, karena sesuatu hal. Kami berdoa untuk Bapa Paus, yang mungkin menanggung salib yang terberat; dengan adanya penganiayaan dan upaya menghapuskan Gereja, baik yang terjadi di dalam maupun di luar Gereja.

5. Yesus wafat di salib

Yesus menumpahkan titik darah-Nya yang terakhir untuk membebaskan kita dari dosa dan maut.

Doa:

Kami berdoa untuk semua imam yang sedang menghadapi ajal dan yang akan meninggal hari ini. Kami berdoa untuk mereka yang haus akan keselamatan jiwa-jiwa. Kami berdoa agar pengorbanan yang mereka lakukan akan menyempurnakan rencana Allah untuk keselamatan seluruh dunia. Kami berdoa agar para imam membawa Bunda Maria ke dalam hati mereka, seperti Rasul Yohanes, salah seorang imam pertama, yang telah membawa Bunda Maria ke dalam rumahnya, dan menjadikannya sebagai ibunya.

PERISTIWA-PERISTIWA MULIA

1. Yesus bangkit dari mati

Yesus bangkit dari antara orang-orang mati dan menampakkan diri kepada para rasul.

Doa:

Seringkali, para imam dapat menderita, tertekan dan berputus asa ketika melihat hasil yang sangat sedikit dari jerih payah mereka. Kami berdoa agar para imam akan mengingat bahwa salib selalu diikuti oleh kebangkitan; kegelapan selalu diikuti oleh terang. Kami berdoa agar semua imam dapat mengambil bagian dalam suka cita kebangkitan Kristus.

2. Yesus naik ke surga

Yesus memerintahkan para rasul-Nya dan kembali kepada Bapa-Nya di surga.

Doa:

Kami berdoa agar para imam dapat menjalankan tugas mereka untuk mewartakan Kabar Gembira ke seluruh dunia, mengajar dan membaptis jiwa-jiwa yang tak terhitung banyaknya. Kami berdoa untuk para missionaris yang hidup di dalam kemiskinan yang sangat dan dalam kesulitan untuk membawa Injil kepada seluruh bangsa.

3. Roh Kudus turun atas para rasul

Roh Kudus turun ke atas para rasul, yang berkumpul bersama dengan Bunda Maria.

Doa:

Kami berdoa bahwa para imam dapat selalu terbuka kepada karunia Roh Kudus yang menguatkan mereka untuk tugas membawa banyak jiwa kepada Tuhan dan Tuhan kepada jiwa-jiwa. Kami berdoa agar mereka dapat berkerja dengan semangat menyala-nyala untuk menuntun orang-orang kepada pertobatan, terutama mereka yang mengeraskan hatinya. Semoga mereka dapat membawa kasih Allah kepada seluruh dunia.

4. Bunda Maria diangkat ke surga

Bunda Maria diangkat ke surga, tubuh dan jiwa. Ketika di dunia, ia mengasihi dan mendoakan para rasul, yaitu para imam pertama.

Doa:

Kami berdoa agar para imam dapat mengasihi Bunda Maria dan menemukan di dalamnya kasih dan penghiburan dari seorang ibu, pendoa syafaat yang terbesar di antara semua Orang Kudus; dan tempat perlindungan yang pasti terhadap gangguan Iblis dan para pengikutnya yang ingin menghancurkan imam dan imamatnya yang kudus.

5. Bunda Maria dimahkotai di surga

Bunda Maria dimahkotai di surga sebagai Ratu Surga dan bumi. Ia diberi penghargaan oleh Tuhan karena kesetiaannya kepada Tuhan.

Doa:

Kami berdoa agar Bunda Maria, Ratu para iamam, menjadi teladan dalam hal iman dan suka cita, di mana sebuah mahkota, yang dihiasi dengan sejumlah jiwa yang telah dipercayakan kepadanya pada hari Pentahbisannya, akan menjadi penghargaan mereka untuk pelayanan yang setia dan penuh kasih.

PERISTIWA-PERISTIWA TERANG

1. Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis

Walaupun tidak berdosa, Yesus merendahkan diri-Nya untuk dibaptis, agar memberi contoh kepada kita bagaimana kita dapat dilahirkan kembali oleh air dan Roh, yaitu jika kita mati terhadap dosa dan bangkit dan hidup bersama Dia.

Doa:

Kami berdoa bagi semua imam yang mengajar persiapan Baptis, agar pengajaran mereka dapat berperan dalam pertumbuhan iman para katekumen. Kami juga berdoa agar para imam dapat menjadi teladan bagi umat, tentang bagaimana kami dapat mati terhadap dosa, dan bangkit dan hidup baru bersama Kristus, dan dengan setia hidup sesuai dengan janji baptis kami.

2. Yesus membuat mukjizat yang pertama di Kana

Yesus mengadakan mukjizat pertama di perkawinan di Kana, sebagai tanda pengudusan hubungan suami istri dan penyertaan-Nya pada setiap keluarga.

Doa:

Kami berdoa bagi para imam, semoga mereka dapat mengikuti teladan Kristus yang mengasihi Gereja sebagai Mempelai-Nya. Semoga para imam dapat menghayati panggilan mereka untuk menguduskan umat beriman, sebagaimana Kristus menguduskan Gereja sebagai Tubuh-Nya. Kami berdoa pula bagi para imam yang bertugas mendampingi pasangan suami istri ataupun yang mengajar persiapan perkawinan, agar melalui pengabdian para imam, kami dapat melihat teladan kasih yang memberikan diri seperti Kristus memberikan nyawa-Nya bagi kami semua.

3. Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah dan mengajarkan pertobatan

Yesus mengajarkan Kabar Gembira Kerajaan Allah dan pertobatan agar manusia dapat masuk dalam rencana keselamatan Allah.

Doa:

Kami berdoa bagi para imam, agar mereka dapat mewartakan Injil dengan semangat kasih yang berkobar, baik dalam homili, khotbah atupun renungan yang mereka bawakan. Biarlah mereka mengalami kasih-Mu yang melimpah dan kobarkanlah kasih mereka kepada-Mu, agar mereka dapat menyampaikan kasih-Mu itu kepada kami. Pimpinlah secara khusus dengan Roh-Mu, para imam yang memberikan sakramen Pengampunan dosa. Jadikan mereka pendengar yang baik, namun juga penasehat yang bijak dalam sakramen yang penuh rahmat itu.

4. Yesus dimuliakan di atas gunung Tabor

Yesus dimuliakan di atas gunung Tabor, dan para rasul-Nya melihat kemuliaan-Nya bersama Nabi Musa dan Elia.

Doa:

Kami berdoa bagi para imam agar selalu memuliakan Kristus dalam setiap tindakan mereka. Kami berdoa bagi para imam yang sedang memulai pelayanan mereka di suatu daerah yang baru, agar Roh Kudus-Mu menyertai dan memberkati usaha mereka. Kami berdoa agar pada akhirnya nanti, Engkau berkenan mengizinkan para imam mengambil bagian dalam kemuliaan-Mu di surga, atas segala pengabdian dan kasih yang mereka berikan kepada kami di dunia.

5. Yesus menginstitusikan Ekaristi

Yesus menyatakan kasih-Nya dan memberikan perintah agar para murid-Nya mengenang-Nya dalam kurban Tubuh dan Darah-Nya dalam perayaan Ekaristi.

Doa:

Kami berdoa bagi semua imam, yang setiap harinya mempersembahkan Ekaristi. Berkatilah dan kuduskanlah tangan-tangan mereka yang setiap harinya menyentuh Tubuh dan Darah Kristus. Kuduskanlah hati dan pikiran para imam-Mu, ya Tuhan, agar sungguh-sungguh di dalam mereka hadirlah Engkau, `Kristus': in persona Christi. Tumbuhkanlah rasa syukur dalam diri setiap imam akan peran istimewa mereka untuk membawa kami kepada Kristus, dan Kristus kepada kami. Dan ajarilah kami untuk selalu bersyukur, karena melalui para imam, kami dapat menyambut Engkau dalam Ekaristi.

Doa penutup:

DOA UNTUK PARA IMAM:

O Yesus, Imam Agung kami, dengarkanlah doaku yang sederhana ini, yang kunaikkan demi para imam-Mu. Berikanlah kepada mereka iman yang dalam, pengharapan yang nyata dan teguh, dan kasih yang menyala-nyala, yang terus bertumbuh di sepanjang waktu kehidupan imamat mereka.

Di dalam kesepian, hiburlah mereka. Di dalam kesedihan, kuatkanlah mereka. Di dalam keputus asaan, tunjukkanlah kepada mereka bahwa melalui penderitaan- lah jiwa dimurnikan, dan tunjukkanlah kepada mereka bahwa mereka sangat diperlukan oleh Gereja. Mereka sangat dibutuhkan oleh jiwa-jiwa, mereka sangat dibutuhkan untuk kelangsungan rencana keselamatan.

O, Bunda Maria yang penuh kasih, Bunda para imam, bawalah ke hati-mu para puteramu yang dekat denganmu oleh karena Pentahbisan, dan oleh karena kuasa yang diberikan kepada mereka untuk melanjutkan karya Kristus. Jadilah bagi mereka suka cita, kekuatan, dan secara khusus, bantulah mereka untuk hidup dan mempertahankan kesempurnaan kehidupan selibat yang dikuduskan Allah. Amin