Selasa, 15 September 2009

Allah Tritunggal Model Pengamalan Kasih

Renungan Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Dalam salad subuh yang dilakukan oleh saudara kita kaum muslimin ada bagian yang berbunyi: "bismilahir ramanhir rahim qul hu Allahu ahad, Allahu samad, lam yalid wa lam yulad wa lam yakul lahu kufuwan ahad." Kurang lebih artinya: "Dalam nama Allah yang maha pengasih dan penyayang, katakanlah Tuhan itu esa, Tuhan itu kekal. Tuhan itu tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tidak ada sesuatupun yang bisa disamakan dengan Dia". Apa yang diyakini saudara/i kita muslim sama dengan yang kita imani, tidak lebih tidak kurang. Kita mengimani dan mempercayai Allah yang satu dan sama. Untuk hal ini Alquran juga bersaksi: "Janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: kami telah beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada kamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu, dan kami hanya kepadaNya berserah diri." (Al Ankabuut 46) Lalu bagaimana dengan Allah Tritunggal Mahakudus (Bapa-Putera dan Roh Kudus) yang kita sembah dan kita imani, yang kita rayakan hari ini?

Bagi yang berlatar belakang budaya jawa, kiranya tidak kesulitan dalam memahami istilah Tritunggal. Tritunggal artinya tri=telu/tiga; tunggal=wis ngarani, nyawiji, tritunggal=telu nyawiji dadi siji kang aran Gusti, tiga menyatu jadi satu namanya Tuhan. Bapa-Putera- Roh Kudus berbeda dalam pribadi, akan tetapi satu dalam hekekat, yaitu Allah. Bapa-Putera- Roh Kudus adalah cara Allah hadir di tengah-tengah manusia. Bapa-Putera- Roh Kudus adalah perwujudan kasih sejati. Artinya dengan hadir sebagai Bapa-Putera- Roh Kudus, kasih semakin tampak. Karena walaupun Bapa-Putera- Roh Kudus berbeda, namun tetap satu dalam wujud kasih. Maka Allah adalah kasih.

Bagi kita yang penting bukan menjawab apa itu Tritunggal, melainkan apakah makna Tritunggal bagi hidup konkrit kita. Firman Tuhan hari ini memberikan inspirasi untuk kita. Oleh karena itu, marilah kita renungkan bersama.

1. Yesus wujud Kasih Allah

Ada sebuah konsep atau gambaran tentang Allah yang berbunyi: "adoh tanpa wangenan, tedhak tanpa senggolan", artinya jauh tanpa batas, dekat tetapi tidak bersinggungan, bersentuhan. Bagaimana Allah yang demikian itu harus diimani, dipercayai? Ya kita serahkan saja kepada yang mempunyai gambaran atau konsep seperti itu. Kita memiliki konsep atau gambaran yang berbeda tentang Allah yang kita imani. Kita mengimani Allah dekat dengan kita. Kita mengimani Allah yang peduli. Kita mengimani Allah yang mengasihi. Ia mencurahkan kasihnya untuk kita, sebagaimana diwartakan kepada kita: "Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Pernyataan tersebut mengundang dan menegaskan kepada kita untuk percaya kepada Sang Putera. Sang Putra adalah jaminan keselamatan. Karena setiap orang yang percaya kepada Sang Putera tidak akan binasa, melainkan memperoleh hidup kekal.

Apakah hidup kekal itu? Kapan hidup kekal itu kita peroleh? Banyak orang memahami bahwa hidup kekal adalah didup yang tidak dapat mati lagi. Hidup semacam itu akan didapatkan setelah mati. Benarkah demikian? Hidup kekal bukan otomatis didapatkan setelah seseorang mengalami kematian. Hidup kekal adalah upaya mengenal Allah yang benar, sebagaimana ditegaskan dalam pewartaan St. Yohanes: "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yoh 17;3) Dengan kata lain, hidup kekal adalah pengenalan yang benar akan Allah Tritunggal. Perlu diingat bahwa yang bisa mengenal Allah secara benar hanyalah orang yang masih hidup, bukan orang mati. Artinya, bila dalam hidupnya seseorang tidak mengenal Allah secara benar, maka ia akan mati tanpa pengenalan akan Allah. Keunggulan kita orang katolik, dalam upaya percaya atau mengenal Allah Tritunggal, kita diberi sarana, jalan yang sangat jelas, sebagaimana ditegaskan oleh Sang Putera dengan berkata: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh 14:6) Tidak ada ajaran yang demikian jelas selain ajaran Yesus. Ia bukan hanya sekedar menunjukkan jalan yang harus ditempuh, melainkan Dia sendiri adalah jalan yang benar, jalan menuju kehidupan. Dialah wujud kasih Allah. Persoalannya sejauh dan sedalam apakah tanggapanapan kita terhadap kasih dan perhatian Allah yang telah diberikan kepada kita?

2. Buah iman kepada Yesus

Sang Putera adalah jaminan keselamatan. Keselamatan bagi siapa? Tentunya bagi siapa saja yang percaya kepadaNya. Hal itu ditegaskan sendiri oleh Bapa: "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barang siapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman." Perlu ditegaskan bahwa percaya yang dimaksudkan bukan hanya sekedar percaya dengan kata-kata, melainkan dalam perbuatan nyata. Yesus sendiri berkata: "Bukan orang yang berseru kepdaKu Tuhan, Tuhan akan masuk dalam kerajaan sorga, melainkan mereka yang melaksanakan kehendak Bapa." (Mat 7:21) St. Yakobus menambahkan: "Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati, iman tanpa perbuatan adalah kosong." (Yak 2:17.20) Dengan kata lain, beriman tidak sama dan sebangun dengan rajin mengunjungi tempat ibadah, tempat ziarah. Beriman berarti mengamalkan bersatunya kata dan perbuatan. Orang beriman akan terdorong melakukan perbuatan dalam terang, tidak sembunyi-sembunyi, jujur dan adil. Perbuatan itu mendatangkan keselamtan. Sebaliknya orang yang tidak beriman hidup dalam kegelapan, tidak jujur. Dalam pewartaan orang semacam ini dikatakan hidup di bawah hukuman, artinya orang memilih hidup dalam kegelapan, karena hidupnya jahat. Perbuatan seperti itu mendatangkan kesesatan.

3. Pesan untuk kita

a. Misteri Allah Tritunggal bukan bahan diskusi, melainkan untuk diyakini, diimani, dipercayai dan diteladani dalam kehidupan. Diyakini, karena Dialah Allah, diteladani, karena walaupun berbeda dalam pribadi, akan tetapi satu dalam hakekat. Alangkah indahnya bila hidup bersama kita (keluarga, lingkungan, wilayah, paroki, masyarakat) dijiwai oleh semangat Allah Tritunggal. Dialah model, patrun, teladan dalam mengamalkan kasih sejati. Walaulau berbeda dalam pribadi, namun tidak pernah berselisih. Sayangnya hidup bersama kita sering kali cedera, dan dengan jujur harus diakui bahwa hidup bersama kita masih jauh dari harapan. Keluarga kita terancam pecah, bahkan cerai; masyarakat kita terkotak-kotak dalam SARA, bahkan ketika sudah mati. Buktinya ada makam kristen, muslim, tionghoa dan sebagainya.

b. Sadar atau tidak, berhubungan langsung atau tidak, akan tetapi kenyataannya kita punya semboyan, motto, jorgan yang mirip dengan semangat Tritunggal Mahakudus yakni "BHINNEKA TUNGGAL IKA", berbeda-beda (Suku, Agama, Ras, bahasa, budaya, dsb) akan tetapi tetap satu INDONESIA.

Semoga kehadiran Tritunggal sungguh kita rasakan dan menjiwai hidup bersama kita (sebagai keluarga, Gereja dan masyarakat) . Sehingga kehidupan bersama kita yang terancam retak bahkan pecah, dapat tersembuhkan dan menjadi semakin baik.***

1 komentar:

Denis Desmanto mengatakan...

Shalom saudara-saudari Kristen. Apakah sudah ada yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael? Ini adalah kalimat pengakuan iman orang Yahudi yang biasa diucapkan pada setiap ibadah mereka baik itu di rumah ibadat atau sinagoga maupun di rumah. Yesus juga menggunakan Shema untuk menjawab pertanyaan dari seorang ahli Taurat mengenai hukum yang utama. Kita dapat baca di Ulangan 6 ayat 4 dan Injil Markus 12 ayat 29. Dengan mengucapkan Shema, orang Yahudi mengakui bahwa YHWH ( Adonai ) Elohim itu esa dan berdaulat dalam kehidupan mereka. Berikut teks Shema Yisrael tersebut dalam huruf Ibrani ( dibaca dari kanan ke kiri seperti huruf Arab ) beserta cara mengucapkannya ( tanpa bermaksud untuk mengabaikan atau menyangkal adanya Bapa, Roh Kudus dan Firman Elohim yaitu Yeshua haMashiakh/ ישוע המשיח, yang lebih dikenal oleh umat Kristiani sebagai Yesus Kristus ) berikut ini

Teks Ibrani Ulangan 6 ayat 4 : ” שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד ”

Cara mengucapkannya : ” Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad ”

Lalu berdasarkan halakha/ tradisi, diucapkan juga berkat: ” ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד ” ( barukh Shem kevod malkuto le’olam va’ed ) yang artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selama-lamanya.

ש🕎⁦✡️⁩🐟📜🖖🏻🕍🗺️🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐄🐎🐫🐪🦌🦅🕊️🐔🦁🐍👑🗝️🛡️🗡️⚖️👨‍👩‍👧‍👦🤴🏻🛐🤲🏻₪🇮🇱

Posting Komentar